Review Komik Watashi o Tabetai, Hitodenashi

review-komik-watashi-o-tabetai-hitodenashi

Review Komik Watashi o Tabetai, Hitodenashi. Di tengah gelombang adaptasi anime yuri yang lagi panas pada 2025, pengumuman anime “Watashi o Tabetai, Hitodenashi” (atau “This Monster Wants to Eat Me”) untuk tayang musim semi tahun ini langsung bikin komunitas manga heboh. Serialisasi sejak Agustus 2020 di Comic Yuri Hime, manga karya Inuuji ini kini capai volume 6 dengan lebih dari 150 chapter, dan rating 7.9 di MyAnimeList dari 50 ribu user. Saat trailer anime bocor di Twitter akhir September lalu, thread review part 1 (chapter 1-50) meledak di Reddit r/yuri dengan 12 ribu upvote. Di era di mana yuri sering jatuh ke trope manis berlebih, komik ini unik: campur horror gelap dengan romansa halus, bikin pembaca gelisah sekaligus tergila-gila. Review ulang ini pas—bukan sekadar cerita monster dan gadis, tapi eksplorasi kematian, cinta, dan penerimaan diri yang ngena di hati. BERITA BOLA

Sinopsis dari Komik Ini: Review Komik Watashi o Tabetai, Hitodenashi

Part 1 “Watashi o Tabetai, Hitodenashi” (chapter 1-50) buka dengan Hinako Yaotose, siswi SMA yang hidup sendirian di kota pantai setelah kehilangan seluruh keluarga dalam kecelakaan mobil. Hinako punya keinginan samar untuk mati, tapi tak punya keberanian—sampai Shiori, mermaid cantik tapi haus darah, muncul dari laut dan bilang, “Aku datang untuk memakanmu.” Tubuh Hinako ternyata punya aroma enak yang tarik monster laut, bikin ia target alami. Shiori, yang awalnya brutal dan haus, mulai ragu saat dekat Hinako—hubungan mereka berkembang dari predator-mangsa jadi ikatan aneh penuh ketergantungan.

Petualangan escalasi pelan tapi tegang: Hinako tinggal bareng Shiori di rumah pantai, sambil sembunyikan rahasia dari teman sekolah dan warga yang curiga. Arc ini klimaks saat Shiori hampir kalah kendali hausnya selama bulan purnama, ungkap latar belakang: Shiori monster langka yang butuh “mangsa spesial” untuk bertahan. Visualnya haunting: panel laut gelap kontras wajah Hinako yang rapuh, campur elemen yuri halus seperti sentuhan tangan Shiori yang dingin. Cerita bangun dunia urban fantasy: monster sembunyi di masyarakat manusia, dengan Hinako sebagai “mangsa” yang belajar nilai hidup lewat Shiori. Singkatnya, part 1 ini fondasi: dari keinginan mati ke pelukan monster, di mana cinta lahir dari bahaya.

Apa yang Membuat Komik Ini Populer: Review Komik Watashi o Tabetai, Hitodenashi

“Watashi o Tabetai, Hitodenashi” populer karena blend yuri dark romance yang jarang: debut 2020 langsung raih 3 juta views di Comic Yuri Hime app dalam tahun pertama, kini 15 juta global di platform seperti MangaDex. Inuuji, yang sebelumnya karya “The Conditions of Paradise”, bawa gaya seni ethereal—garis halus di ekspresi Hinako kontras garis kasar Shiori—bikin panel-panel ketegangan emosional ngena. Di MyAnimeList, rating 7.9 dari 50 ribu user puji “dark yuri done right”, sementara komunitas Reddit r/yuri punya 8 ribu member diskusi “best monster romance”.

Faktor lain: panjangnya sedang (150+ chapter) kasih binge mudah, plus harem nol—fokus duo Hinako-Shiori yang intense. Di 2025, trailer anime Juli lalu raih 800 ribu views di YouTube, tarik pemula yang bosan yuri fluffy seperti Bloom Into You. Recap TikTok seperti “Part 1 Dark Moments” September raih 600 ribu views, sementara forum bilang seni Inuuji “peak atmospheric art”—dinamis di adegan laut, detail di emosi trauma. Intinya, populer karena relatable di era isolasi pasca-pandemi, dunia monster subtle, dan komunitas yang haus chapter baru—cocok scroll malam gelap.

Sisi Positif dan Negatif Komik Ini

Positifnya kuat: cerita part 1 mendalam banget—Hinako dari suicidal ke resilient ajar penerimaan diri lewat cinta tak biasa, resonan buat pembaca yang struggle mental health. Romansa yuri intense: panel Shiori “makan” metaforis bikin tegang tapi intim, seni Inuuji halus di ekspresi tapi haunting di background laut. Dunia building solid: sistem monster jelas tanpa info-dump, campur elemen horror detail seperti aroma darah Hinako. Karakter supporting minim tapi impactful—teman Hinako beri grounding realitas, romansa tak paksa—fokus growth Shiori dari predator ke protector. Di komunitas, fans puji arc ini “perfect slow-burn yuri”, bikin ketagihan tanpa filler berat.

Negatifnya, pacing awal lambat: 15 chapter pertama fokus trauma Hinako terasa draggy bagi yang suka fast-romance. Repetitif trope yuri: monster “humanize” via cinta klise, kurang inovasi dibanding Something’s Wrong with Us. Seni kadang inkonsisten—crowd scene kota kurang detail, dan elemen horror mulai terasa fanservice di chapter 40an. Kritik lain: tema kematian glorifikasi, abaikan isu suicide prevention, bikin sensitif di 2025 saat awareness naik. Di forum, beberapa bilang Shiori awalnya “trash predator” terlalu brutal, kurang redeem arc cepat. Meski begitu, kekurangannya kecil dibanding kedalaman emosionalnya.

Kesimpulan

“Watashi o Tabetai, Hitodenashi” part 1 tetap jadi yuri manga gemilang yang gigit hati pembaca, dari debut 2020 hingga hype anime 2025. Sinopsisnya romansa monster yang haunting, populer karena seni ethereal dan dark twist, dengan positif sebagai pelajaran penerimaan meski negatifnya ingatkan jangan draggy. Di akhirnya, komik ini ajarin: satu gigitan cinta bisa selamatkan dari hampa—asal berani telan. Saat anime tayang, part 1 bukti: yuri gelap bisa punya pelangi di ujung laut.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *