Review Komik Dao of the Bizarre Immortal. Pada pertengahan November 2025 ini, manhua Dao of the Bizarre Immortal kembali jadi pusat perbincangan di kalangan penggemar genre kultivasi horor, terutama setelah rilis chapter 60 pada 10 November yang ungkap klimaks konfrontasi Li Huowang dengan entitas halusinasi di dunia ganda. Adaptasi dari novel populer yang selesai tahun lalu, seri ini telah tarik jutaan pembaca sejak debutnya, dengan lonjakan diskusi online 42% berkat elemen psikologis yang bikin pembaca gelisah tapi penasaran. Bagi fans manhua seperti Reverend Insanity atau Lord of the Mysteries, komik ini unik karena campur kultivasi aneh dengan tema realitas ganda—protagonis yang terperangkap antara rumah sakit jiwa modern dan dunia penuh hantu serta dao bizarre yang menjanjikan keabadian tapi penuh harga mahal. Di tengah tren manhua horor psikologis yang makin mendominasi, Dao of the Bizarre Immortal unggul dengan narasi yang tak mudah ditebak, bikin pembaca susah tidur setelah binge. Artikel ini sajikan review mendalam dari alur, karakter, dan visual, berdasarkan perkembangan terkini, supaya Anda paham kenapa seri ini layak jadi bacaan malam yang mencekam di akhir musim gugur. REVIEW FILM
Alur Cerita yang Gelap dan Penuh Ketidakpastian: Review Komik Dao of the Bizarre Immortal
Alur Dao of the Bizarre Immortal berpusat pada Li Huowang, siswa SMA yang terjebak dalam dua realitas: satu di rumah sakit jiwa modern di mana dia didiagnosis skizofrenia, dan satu lagi di dunia kultivasi penuh hantu, kultivator gila, dan dao aneh yang janjikan keabadian lewat ritual mengerikan. Cerita dimulai dengan Li yang tak bisa bedakan mana nyata—apakah pil obatnya atau pil kultivasi yang bikin dia naik level? Hingga chapter 60, narasi capai puncak di mana Li hadapi “Fu Sheng Tian”, entitas surgawi yang ternyata manipulasi halusinasi, ungkap twist soal asal penyakitnya yang terkait kutukan kuno—sebuah aliansi paksa dengan kultivator rival bikin pembaca tegang, terutama saat flashback tunjukkan bagaimana ritual dao bizarre-nya ubah teman jadi monster.
Pacingnya intens: bab awal lambat tapi membangun paranoia, seperti saat Li kultivasi lewat makan hati hantu untuk naik realm dari mortal ke ghost cultivator, sementara arc tengah percepat dengan chase sequence yang penuh gore dan ilusi. Di 2025, chapter baru tambah elemen meta, di mana Li mulai ragu narasi sendiri—apakah dunia kultivasi cuma proyeksi pikirannya? Ini hindari klise kultivasi standar; setiap kemajuan dao punya backlash, seperti hilang ingatan atau mutasi tubuh. Elemen seperti “bizarre immortal” yang bukan keabadian abadi tapi kehidupan abadi dalam kegilaan tambah kedalaman, bikin taruhan terasa pribadi. Alur ini tak sia-siakan halaman; setiap chapter maju plot sambil gali tema realitas, dari ritual di kuil hantu ke sesi terapi di rumah sakit, hasilkan pengalaman baca yang bikin pembaca terus bertanya: mana yang benar?
Karakter yang Psikologis dan Tak Terduga: Review Komik Dao of the Bizarre Immortal
Karakter di Dao of the Bizarre Immortal jadi kekuatan mengerikan, dengan Li Huowang sebagai MC yang kompleks—bukan kultivator ambisius, dia korban kegilaan yang paksa diri kultivasi untuk selamatkan “realitas” mana pun yang benar, lahir dari trauma masa kecil yang bikin dia relatable tapi menyeramkan. Sifatnya abu-abu: kadang heroik saat selamatkan desa dari hantu, kadang brutal saat ritual makan jiwa untuk naik level, tapi keraguannya soal identitas tambah kedalaman, terutama saat dia debat batin dengan “dokter” halusinasinya. Rekan seperjuangannya, seperti kultivator gila yang setia tapi paranoid, ciptakan dinamika tim yang tegang—mereka bukan sekutu polos, tapi punya agenda sendiri, seperti satu yang curiga Li cuma ilusi.
Antagonis seperti Fu Sheng Tian tak datar; entitas ini punya motif soal jaga keseimbangan realitas, bikin konflik terasa filosofis daripada sekadar jahat. Side character seperti orang tua Li di dunia nyata tambah lapisan emosional, dorong plot tanpa curi fokus. Di update 2025, pengembangan makin dalam, terutama arc di mana Li mulai terima kegilaannya sebagai kekuatan, picu momen catharsis seperti saat dia pilih ritual yang korbankan teman demi keabadian. Karakter ini tak terduga karena psikologisnya: Li sering breakdown, sementara sekutunya kontras dengan kegilaan mereka sendiri. Hasilnya, dialog introspektif dan interaksi yang rawan bikin manhwa ini beda—karakter tak cuma pion horor, tapi cermin kegilaan manusia yang bikin pembaca geleng-geleng kepala.
Seni Visual dan Produksi yang Mencekam serta Detail
Seni di Dao of the Bizarre Immortal mencekam, dengan panel yang tangkap esensi bizarre—dari distorsi wajah saat halusinasi hingga detail ritual kultivasi yang gore seperti darah mengalir jadi rune qi. Seniman pakai garis gelap untuk momen paranoia, seperti saat Li lihat bayangan hantu di cermin rumah sakit, ciptakan efek visual seperti mimpi buruk yang merayap. Warna dominan abu-hitam untuk dunia kultivasi kontras dengan putih steril rumah sakit, hasilkan estetika ganda yang immersive tanpa bikin pusing. Di chapter 60, panel spread penuh halaman ungkap Fu Sheng Tian sebagai entitas hybrid manusia-dewa, lengkap shading kabut halusinasi yang tambah rasa tak nyaman.
Produksi manhua ini solid, dengan rilis mingguan sejak 2024 yang konsisten, meski arc kegilaan panjang butuh jeda untuk efek visual. Efek suara seperti “crack” tulang saat ritual terasa visceral di imajinasi. Teaser adaptasi donghua akhir 2025 janjikan animasi gelap dengan sound design horor, terutama untuk monolog Li yang bergema. Kekurangannya? Beberapa panel transisi realitas terasa abrupt, tapi overall, seni ini tingkatkan ketegangan—detail seperti mata Li yang berubah warna saat kultivasi bikin visual tak sekadar indah, tapi jadi alat narasi kegilaan.
Kesimpulan
Dao of the Bizarre Immortal di pertengahan November 2025 tunjukkan manhua kultivasi horor bisa mendalam, dengan alur gelap penuh ketidakpastian, karakter psikologis yang tak terduga, dan seni mencekam yang bikin merinding—semua campur jadi paket bizarre yang tak mudah dilupain. Hingga chapter 60, cerita Li Huowang tak pudar intensitasnya, malah tambah lapisan filosofis soal realitas yang bikin pembaca nunggu rilis berikutnya. Meski pacing arc halusinasi kadang overwhelming, kekuatannya di twists kegilaan dan tema keabadian mahal bikin worth setiap halaman. Bagi pemula, mulai dari chapter 1 untuk rasain build-up paranoia; bagi fans horor, ini tambahan gelap di rak baca. Di akhir tahun yang penuh teka-teki, manhwa ini ajak kita tanya: apa yang nyata di hidup kita?—komik ini bukan cuma hiburan, tapi cermin aneh yang bikin mikir ulang segalanya. Siapkah Anda ikut jalan dao yang bizarre ini?