Review Komik Sea of Blood Mountain of Bones

review-komik-sea-of-blood-mountain-of-bones

Review Komik Sea of Blood Mountain of Bones. Di akhir September 2025, saat musim gugur mulai mewarnai layar ponsel pembaca manhua, Sea of Blood Mountain of Bones—atau lebih tepat A Mountain of Corpses, A Sea of Blood—tetap jadi judul yang bikin jantung berdegup kencang. Manhua Tiongkok ini, adaptasi dari novel web populer, debut awal 2025 di platform seperti ManhuaUS dan Vortex Scans, kini telah tembus chapter 50 dengan update mingguan yang tak kenal lelah. Cerita tentang pahlawan legendaris yang bereinkarnasi sebagai iblis lemah di kamp musuhnya berhasil rebut rating 4.6/5 di situs seperti VyManga, dengan puluhan ribu view bulanan yang stabil. Visual brutalnya, penuh darah dan evolusi monster ala xianxia gelap, beda dari manhua ringan biasa. Di komunitas Reddit r/Manhua, thread review chapter terbaru sering capai ratusan komentar, sementara rumor adaptasi donghua dari studio besar seperti Bilibili mulai beredar. Bagi penggemar genre action-fantasy dengan twist reinkarnasi, ini adalah bacaan yang pas untuk diulas sekarang, saat plot semakin tebal seperti kabut perang. BERITA BOLA

Apa Sinopsis dari Komik Ini: Review Komik Sea of Blood Mountain of Bones

Sea of Blood Mountain of Bones dibuka dengan klimaks perang besar antara umat manusia dan ras iblis, di mana pahlawan terkuat Gron—dikenal sebagai Demon-Slaying Madman—tewas bersamaan Kaisar Iblis. Gron, sosok yang kejamnya melebihi iblis itu sendiri, habiskan hidupnya membantai ribuan musuh, ciptakan lautan darah dan gunung mayat di medan perang. Lima tahun kemudian, jiwa Gron terbangun di tempat tak terduga: di dalam tubuh iblis terlemah di kamp musuh, seorang prajurit rendahan yang nyaris mati kelaparan.

Dengan ingatan lengkap sebagai pahlawan manusia, Gron kini harus bertahan di sarang iblis sambil sembunyikan identitasnya. Twist utama datang saat kekuatan kuno terbangun di tubuh barunya: evolusi Dewa Ular, kemampuan purba yang izinkan ia transformasi bertahap jadi monster superior, tapi juga tarik perhatian pemimpin iblis. Cerita berkembang melalui Gron yang naik pangkat diam-diam—dari tugas pengintaian berbahaya hingga turnamen internal di mana ia sengaja kalah untuk hindari curiga. Ia bangun aliansi ragu-ragu dengan iblis lain, ungkap konspirasi di kalangan elite iblis, dan hadapi dilema moral: balas dendam atau ubah sistem dari dalam? Hingga chapter terbaru di 27 September 2025, arc utama fokus pada invasi ke wilayah manusia, di mana Gron hampir ketahuan saat kekuatan Dewa Ular meledak tak terkendali, ciptakan lautan darah baru. Visual manhua-nya ganas: panel lebar penuh efek darah menyembur, transformasi tubuh yang mengerikan seperti ular bersisik, dan ekspresi Gron yang campur amarah manusia dengan naluri iblis. Sinopsis ini janjikan perpaduan revenge fantasy dan body horror, bikin pembaca penasaran dengan evolusi Gron selanjutnya.

Mengapa Komik Ini Sangat Populer

Popularitas Sea of Blood Mountain of Bones meledak berkat trope reinkarnasi yang dibalik total: bukannya lahir ulang sebagai pangeran atau kultivator kuat, Gron jadi musuhnya sendiri, tambah lapisan ironis yang bikin nagih. Sejak rilis Januari 2025, manhua ini capai 122 ribu view bulanan di ManhuaUS, dengan lonjakan 40% setelah chapter 30 rilis Agustus, yang perkenalkan evolusi Dewa Ular dan viral di TikTok fan animation. Penggemar puji penulis atas pacing cepat yang campur aksi brutal dengan momen introspeksi, mirip Solo Leveling tapi lebih gelap, di mana Gron bukan hero polos tapi pembantai sadar.

Faktor viral datang dari komunitas: di Reddit r/Manhua, thread “underrated revenge manhua” sering sebut ini dengan 50+ upvote, tandai selera pembaca untuk cerita anti-hero yang kompleks. Akses gratis di situs scan seperti Mgeko dan ManhuaFast bikin mudah dijangkau global, terutama di Asia Tenggara dan Amerika, di mana tema “lawan dari dalam” resonan dengan isu identitas ganda di 2025. Update konsisten mingguan, plus fan art brutal yang banjiri Twitter (X), tambah hype—terutama spekulasi donghua adaptasi akhir tahun. Bagi banyak pembaca, ini bukan sekadar hiburan gore, tapi eksplorasi balas dendam yang cathartic: Gron ciptakan gunung mayat baru, tapi kali ini untuk tebus masa lalu. Tak heran, bookmark di platform capai ribuan, jadikan ini salah satu manhua baru paling dibicarakan musim ini.

Sisi Positif dan Negatif dari Komik Ini

Sea of Blood Mountain of Bones punya kekuatan yang bikin genre reinkarnasi terasa hidup kembali. Positif utamanya adalah pengembangan karakter: Gron sebagai MC grey-area ciptakan empati rumit—ia benci iblis, tapi tubuh barunya paksa ia rasakan naluri mereka, hasilkan momen konflik batin yang dalam, seperti saat ia ragu bunuh rekan iblis yang polos. Ini tambah kedalaman di balik aksi nonstop, tanpa jatuh ke trope “OP instan”. Seni visualnya epik: gaya Tiongkok modern dengan shading darah realistis, transformasi Dewa Ular yang detail seperti film horor, dan panel dinamis yang bikin pertarungan terasa visceral. Tema evolusi dan balas dendam terasa segar, campur humor gelap dari kesalahpahaman Gron sebagai “iblis lemah”, plus world-building iblis yang kaya tanpa overload info. Dengan 50 chapter, ini beri konten padat untuk binge, ideal bagi fans martial arts fantasy yang haus gore cathartic.

Tapi, seperti manhua action berat, ada kekurangan yang nyata. Pacing kadang terlalu cepat di arc pertarungan, di mana dialog minim dan fokus visual gore bikin cerita terasa kurang napas—keluhan umum di review soal “terlalu banyak darah, kurang plot twist”. Kekerasan ekstrem, seperti adegan pemenggalan massal atau mutasi tubuh menyakitkan, bisa overwhelming untuk pembaca kasual, meski rated mature. Karakter pendukung, terutama iblis perempuan, sering direduksi jadi trope “godaan mematikan” tanpa arc mandiri, kurang seimbang dibanding Gron. Update mingguan stabil, tapi terjemahan scanlation kadang kasar, bikin dialog sarkastik Gron hilang nuansa. Secara keseluruhan, kekurangan ini lebih ke selera gore vs. narasi, tapi potensi perbaikan di chapter depan tinggi saat konspirasi besar terungkap.

Kesimpulan: Review Komik Sea of Blood Mountain of Bones

Sea of Blood Mountain of Bones adalah pengingat ganas bahwa reinkarnasi tak selalu manis—ia bisa jadi neraka pribadi penuh darah dan tulang, lewat sinopsis brutal, popularitas liar, dan keseimbangan kekerasan yang adiktif. Di 27 September 2025, saat chapter baru tambah lapisan misteri Dewa Ular, manhua ini layak tempati slot baca harianmu jika suka MC yang bangun kerajaan dari abu musuh. Jika belum mulai, scroll ke chapter 1 sekarang: Gron tunggu untuk ciptakan lautan darahmu sendiri di layar. Siapa tahu, evolusi selanjutnya justru ungkap rahasia perang yang ubah segalanya.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *