Review Komik 21st Century Retrogression

review-komik-21st-century-retrogression-2

Review Komik 21st Century Retrogression. Di November 2025, 21st Century Retrogression terus jadi sorotan di dunia manhwa murim. Serial ini, yang mulai rilis awal 2024, sudah tembus chapter 63 dengan update mingguan yang stabil. Cerita soal biksu tua yang kebal umur tapi terjebak siklus penuaan balik ini campur aksi brutal, misteri Taoisme, dan perjuangan abadi. Dengan rating rata-rata 6.86 dari ribuan pembaca, komik ini dianggap solid buat fans genre martial arts, meski nggak sempurna. Kalau kamu suka narasi gelap soal umur panjang dan dendam lintas zaman, ini bisa jadi tambahan daftar bacaanmu. REVIEW FILM

Sinopsis Cerita yang Penuh Konflik Zaman: Review Komik 21st Century Retrogression

Ha Pung Gae adalah biksu Taois yang sudah hidup sejak akhir Dinasti Joseon. Dia capai terobosan tak terduga di gerakan counter-retrogression—teknik Tao untuk balikkan penuaan dan capai keabadian. Tapi ironisnya, meski sukses, umurnya tinggal sekitar sepuluh tahun lagi. Untuk hindari kematian, dia mulai perjalanan baru: kumpul sisa waktu untuk capai immortality sejati.

Plot maju dari era Joseon ke abad 21, campur flashback perang saudara dan intrik sekte murim modern. Ha Pung Gae hadapi musuh lama yang juga abadi, plus generasi muda yang nggak paham beban sejarah. Chapter terbaru (63) masuk arc konfrontasi di kota besar, di mana teknik kuno bentrok sama ilmu bela diri kontemporer. Cerita nggak cuma fight scene, tapi eksplor tema retrogression sebagai metafor: umur panjang bawa kebebasan atau kutukan? Pace-nya ketat, tanpa filler berlebih, bikin pembaca penasaran soal ending immortality-nya.

Karakter Utama yang Dalam dan Kompleks: Review Komik 21st Century Retrogression

Ha Pung Gae adalah MC yang bikin penasaran: bijak tapi lelah, kuat tapi rapuh karena umur. Dari biksu muda penuh idealisme di Joseon, dia jadi orang tua sinis yang liat dunia berubah tapi dendamnya tetap. Evolusinya terasa nyata—dia rekrut murid baru untuk lanjutkan warisannya, tapi ragu karena takut mereka ulangi kesalahannya. Side character seperti rival sekte atau keturunan musuh tambah kedalaman; mereka nggak cuma lawan, tapi cermin masa lalu Ha Pung Gae.

Yang kuat, karakter di sini nggak jatuh ke trope murim klise seperti master overpowered instan. Murid-muridnya punya arc sendiri, dari pemula naif jadi pejuang mandiri, bikin dinamika master-disciple terasa emosional. Kritik kecil: Beberapa side character cewek terasa underutilized, lebih jadi pemanis daripada kontributor plot. Tapi overall, Ha Pung Gae bikin pembaca rooting—dia bukan hero sempurna, tapi manusia abadi yang layak dapat kedamaian.

Seni dan Aksi yang Brutal tapi Artistik

Seni di 21st Century Retrogression adalah kekuatan utama: garis tegas untuk adegan murim tradisional, campur shading modern untuk nuansa kontemporer. Panel flashback Joseon penuh detail—pedang berkarat, kuil berembun—sementara fight di abad 21 tambah efek dinamis seperti ledakan chi yang fluid. Ekspresi wajah Ha Pung Gae pas retrogression attack bikin bulu kuduk merinding: keriput yang balik muda, tapi mata tetap tua.

Aksi jadi highlight: Duel pedang campur teknik Tao, choreografinya strategis, nggak cuma pukul-pukulan sembarangan. Background kota modern kontras banget sama hutan murim, tambah immersion. Minusnya, seni awal chapter agak kasar di transisi era, dan beberapa panel crowded pas dialog filosofis. Tapi seiring chapter, kualitas naik, bikin komik ini visually satisfying buat fans genre.

Kelebihan, Kekurangan, dan Update Terkini

Kelebihan terbesar: Inovasi di murim dengan tema counter-retrogression yang fresh, hindari klise regression time-travel. World-building kaya—dari sekte Joseon sampe aliansi modern—tanpa overwhelming. Banyak pembaca bilang ini lebih baik dari murim rata-rata sekarang, dengan rating yang underrated karena kurang hype. Kekurangannya: Plot kadang predictable di arc dendam, dan violence-nya intense (darah, gore) bisa terlalu berat buat yang sensitif. Adaptasi novelnya lebih detail soal Taoisme, tapi manhwa tangkep esensi aksi dengan baik.

Update November 2025: Chapter 63 rilis 22 November, fokus Ha Pung Gae hadapi konspirasi immortality palsu dari korporasi murim. Cliffhanger soal muridnya yang kena kutukan retrogression bikin fans heboh. Season break direncanakan akhir tahun, tapi author janji arc baru soal perang sekte global di 2026. Komunitas prediksi rating naik ke 7.5+ kalau plot twist immortality terbayar lunas.

Kesimpulan

21st Century Retrogression adalah manhwa murim yang bikin genre ini terasa hidup lagi: aksi ganas, tema abadi yang dalam, dan cerita soal umur panjang yang bikin mikir. Meski ada stumble di pacing dan trope familiar, potensinya buat jadi klasik gede banget. Kalau lagi cari bacaan yang campur nostalgia Joseon sama chaos modern, mulai sekarang—satu chapter aja cukup bikin kamu pengen liat Ha Pung Gae capai immortality. Dijamin, perjuangannya bakal nempel di kepala lama!

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *